Perusahaan ini bisa menjadi pelajaran bahwa sektor apa pun bisa go publik, dan ukuran perusahaan yang masih kecil juga tidak menghalangi rencana perusahaan bisa go publik.
Perusahaan ini adalah perusahaan jasa arsitek yang akan menjadi jasa arsitek pertama yang go publik di pasar modal.
Modal disetor dan ditempatkan perusahaan sebesar Rp 10 milyar. Penambahan modal ditambahkan di tahun 2019 sebelum buku Sept 2019 yang digunakan perusahaan untuk mendaftarkan IPO.
Pendapatan perusahaan 9 bulan di tahun 2019 baru mencapai Rp 9.7 milyar. Angka ini meningkat dari pendapatan 31 des 2018 yang baru Rp 6.4 milyar.
Yang perlu diamati adalah nilai nominal perusahaan di angka Rp 10 per lembar saham, dan nilai penawaran ke publik sebesar Rp 100 per lembar saham.
Berarti perusahaan menawarkan dengan nilai pasar premium hingga 10x dari nilai par, sedangkan bila dibandingkan nilai buku Rp 15 milyar, maka premium sekitar 8x.
Kalau dilihat lebih dalam lagi, kenapa perusahaan ini mau IPO, dengan kondisi keuangan yang masih minim. Ternyata salah satu pemegang sahamnya ada afiliasi dengan perusahaan yang sudah duluan go publik. Tentunya mereka sudah paham benefit menjadi sebuah perusahaan publik.