Tidak banyak yang mendengar tentang teknik kapitalisasi agio saham atau saham bonus. Agio saham timbul karena adanya kelebihan dari nilai nominal harga saham Rp 100,- per lembar. Agio saham dikapitalisasi dengan tujuan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan dan meningkatkan likuiditas perusahaan. Agio saham dapat dikapitalisasi sesuai yang telah tercatat dalam laporan keuangan terakhir.
Yang menarik bagaimana kapitalisasi agio saham untuk perusahaan yang baru berencana go publik?
Satu contoh perusahaan yang baru go publik di tahun 2017 adalah MCAS. Perusahaan ini menggunakan kapitalisasi agio sahamnya untuk meningkatkan modal disetor dan ditempatkan. Beberapa perusahaan akan berupaya untuk menambah modal disetor dan ditempatkan sebelum melantai dan menjadi perusahan terbuka agar lebih menarik di mata investor publik.
Beberapa kali pemegang saham MCAS juga melakukan hal yang sama. Bahkan sampai tanggal 10 februari 2017, status modal disetor dan ditempatkan perusahaan hanya Rp 500 juta. Ini 6 bulan sebelum perusahaan go publik di tanggal 1 nov 2017 yang membuat valuasi perusahaan menjadi Rp 1.2 trilyun kala go publik saat itu. (kalau valuasi per hari ini sudah menjadi Rp 2.8 trilyun)
Per tanggal 20 april 2017, perusahaan telah meningkatkan modal disetor dan ditempatkan penuh hingga menjadi Rp 3.75 milyar dengan nominal Rp 100,- maka lembar saham beredar sebanyak 37.5 juta lembar. Jika menggunakan angka ini tentu masih dikatakan kekecilan dan tidak menarik bagi para investor publik.
Oleh sebab itu, pada tanggal 7 agustus 2017, para pemegang saham MCAS memutuskan untuk mengkapitalisasi agio saham yang sebelumnya dalam kurun waktu februari hingga april 2017 melakukan setoran modal di harga lebih tinggi dari harga nominal.
Modal disetor dan ditempatkan perusahaan setelah kapitalisasi agio saham dilakukan menjadi Rp 65 milyar lebih sedikit. Tepatnya Rp 65.095.000.000,- (enam puluh lima milyar sembilan puluh lima juta rupiah). Sehingga jumlah saham beredar perusahaan menjadi 650.950.000 lembar (enam ratus lima puluh juta sembilan ratus lima puluh ribu lembar) dan saham dalam portepel masih lebih dari 1.9 milyar lembar yang bisa dilepas kepada publik.
Nah dari angka inilah, perusahaan memutuskan masuk bursa dan go publik yaitu melepas 216.983.300 (dua ratus enam belas juta sembilan ratus delapan puluh tiga ribu tiga ratus) lembar atau setara 25% sahamnya dengan harga perdana Rp 1.385 per lembar sehingga perusahaan mendapat dana IPO sebesar Rp 300.521.870.500,- (tiga ratus miliar lima ratus dua puluh satu juta delapan ratus tujuh puluh ribu lima ratus Rupiah).