Review IPO Arkha

– Rugi tetap Go Public –

Kerugian perusahaan 3 tahun berturut-turut sejak 2015-2017 tidak menyurutkan langkah shareholder dan manajemen untuk go publik di bulan maret 2019. Rugi ini otomatis berdampak pada ekuitas perusahaan yang menjadi turun dan bahkan negatif. Rugi perusahaan mencapai 30 milyar di 2017, naik dari 24 milyar dari tahun 2016. Namun menggunakan buku laporan keuangan per bulan agustus 2018, yang mulai tampak hijau dan berbalik dengan kinerja positif.

Perusahaan cukup percaya diri melepas 500 juta lembar sahamnya akan diminati para investor di harga Rp 275 – Rp 300 per lembar saham. Jumlah 500 juta lembar ini setara 25%. Berarti perusahaan akan mendapatkan dana emisi IPO maksimal sebesar Rp 150 milyar yang akan digunakan oleh perusahaan 70% untuk modal kerja pembelian bahan baku dan 30% untuk bayar hutang. Perusahaan sendiri memproduksi komponen alat-alat berat, karoseri, kontruksi baja, fabrikasi oil dan gas equipment dan jasa pengangkutan batubara.

Yang jadi perhatian, sebelum perusahaan mendaftarkan diri untuk go publik, Perusahaan melakukan perubahan modal disetor dan ditempatkan dari semula hanya Rp 12.5 milyar menjadi Rp 150 milyar demi memuluskan rencana perusahaan go publik. Angka ini akan sama persis dengan angka emisi IPO yang diraih. Perubahan dilakukan pada agustus 2018.

Apabila dana diraih maksimal maka market value perusahaan ketika IPO menjadi Rp 600 miliar. Maka shareholder yang menyuntik dana Rp 150 miliar di bulan agustus 2018 akan ketiban untung, nilainya naik sekitar 4 kali dalam kurun waktu belum ada satu tahun. Inilah salah satu keuntungan bagi para investor yang mau bridging dana pre-IPO pada sebuah perusahaan yang akan melakukan IPO dalam waktu satu tahun setelah dana bridging masuk ke perusahaan tersebut.

#GoPublic #IPO

image source : sinarharapan.net

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *